TTU, IndoSuar.com - Sebuah pepatah lama mengatakan, "Tak Kenal Maka Tak Sayang". Ini yang dipercaya oleh Esthon Foenay dan Chris Rotok dalam masa kampanye Pilgub NTT tahun ini. Keduanya memang sudah tidak asing lagi bagi Warga NTT. Namun, untuk dapat terpilih menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Seribu Pulau ini, tidak cukup kalau hanya sekedar dikenal. Dibutuhkan kedekatan hati agar selalu dekat di hati seluruh warga masyarakat NTT.

Itulah yang dilakukan Cagub-Cawagub yang keduanya adalah mantan birokrat ini di Kabupaten TTU kali ini. Mereka berdua, menyusuri hampir setiap desa dan kampung di Kabupaten yang dipimpin Bupati Ray Fernandez tanpa kecuali. Bahkan untuk berpindah dari satu desa ke desa lain, Esthon dan Chris tidak jarang harus berjalan kaki bersama tim.

Hal ini dilakukan agar dapat menyempatkan diri untuk menyapa secara lebih dekat para warga yang berada di sepanjang jalan yang dilalui Esthon-Chris saat menuju ke desa Nifunenas Kecamatan Insana Barat dan Desa Bijaepasu Kecamatan Miomaffo Tengah Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Selasa (20/2/2018).

Seperti dilaporkan Chika Sodakain, salah satu anggota tim pemenangan yang turut serta dalam rombongan, setelah menyusuri beberapa desa di sana, akhirnya Esthon dan Chris bertemu warga yang telah berkumpul di dua titik selasa kemarin dihadiri masing-masing hampir 1000 orang.

Turut hadir tokoh partai pengusung paket Esthon-Chris yakni Gerindra, PAN dan Perindo tingkat DPW/DPD dan DPC.

Berbicara di depan 700an warga di Bijaepasu Kecamatan Miomaffo Tengah, Calon Gubernur NTT Esthon Foenay mengatakan, kehadirannya di Kabupaten TTU terasa seperti kembali ke kampung sendiri. Karena sebagai orang Timor, dirinya lahir dan dibesarkan di tanah Timor.

Dikatakatan, ia bersama Calon Wakil Gubernur Chris Rotok punya niat besar maju di ajang Pilgub NTT tahun ini untuk membawa Provinsi NTT keluar dari kemiskinan, dimulai dari desa.

Ditambahkan, pihaknya akan mengembalikan Kabupaten TTU menjadi gudang ternak seperti dulu. "Wilayah pantai utara TTU dulunya pernah dijadikan sebagai kawasan ternak," ujar Esthon Foenay. (*Mike)