IndoSuar.com, Penfui-Kupang - Mutu pendidikan di negara ini ditentukan mutu guru. Bila guru memiliki kualifikasi dan kualitas tinggi, mutu pendidikannya pun dijamin baik. Demi mengejar mutu dan kualifikasi diri ini, banyak orang yang harus pergi jauh mengejar ilmu ke negeri orang.

Seperti bunyi petuah jaman dulu, "Tuntutlah ilmu sampai ke negeri china", demikianlah Gde Arys Bayu Rewa harus datang jauh dari Singaraja Bali ke Kupang NTT awal Februari lalu.

Bayu, sapaan akrab Arys Bayu Rewa, adalah tamatan Sarjana Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) Singaraja Bali.

Bayu ke NTT untuk mengikuti Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) di Universitas Nusa Cendana (UNDANA) Kupang. Undana sendiri adalah salah satu Lembaga Pendidikan Tenaga Keguruan (LPTK) negeri yang ditunjuk pemerintah pusat untuk menyelenggarakan Pendidikan Profesi Guru.

"Tujuan (saya) mengikuti program ini karena tuntutan untuk menjadi seorang guru kedepannya harus memiliki sertifikat pendidik dan sekaligus untuk meningkatkan kompetensi saya sebagai calon guru profesional," ujar Bayu Rewa saat ditanya wartawan indoSuar.com di Kampus PPG Undana minggu lalu.

Cita-cita menjadi guru profesional memang sangat mulia. Karena di tangan guru lah masa depan generasi muda yang akan mewarisi bangsa ini ke depan dititipkan. Para guru profesional lah yang mengajari ilmu pengetahuan dan membentuk kharakter yang baik anak-anak bangsa, agar kelak menjadi pewaris yang baik dan tangguh.

Program PPG adalah salah satu langkah yang baik dalam rangka mempersiapkan para calon guru agar menjadi guru profesional.

Dari hasil wawancara media ini dengan Bayu dan peserta Program PPG Undana 2018 lainnya, terungkap sangat besarnya manfaat yang didapatkan.

"Manfaat yang saya rasakan adalah, banyak ilmu yang saya dapat tentang penyusunan perangkat pembelajaran yang baik. Harapan saya, program ini terus ada untuk mempersiapkan calon guru profesional ke depannya," Ujar Bayu.

Anak kedua dari 2 bersaudara ini mengatakan sangat senang bisa memperoleh kesempatan belajar banyak hal lewat program PPG.

Tidak saja manfaat akademik yang diperoleh, tapi lewat interaksi dengan sesama peserta dan para dosen yang rata-rata dosen senior Universitas Negeri satu-satunya di NTT ini, ia juga dapat meningkat kompetensi sosial dan kompetensi kepribadian.

Kedua kompetensi terakhir ini sangat dibutuhkan untuk menjadikan dirinya seorang guru profesional kelak.

Saat ditanya tentang cita-citanya saat masih kecil dulu, Bayu Rewa mengatakan bercita-cita menjadi guru atau dosen.

"Saat masih kecil saya bercita-cita menjadi Dosen seperti ayah saya. (Kebetulan) Ayah saya seorang dosen di universitas pendidikan ganesha, dan ibu saya seorang PNS sipil di TNI AD. Tapi jadi guru SMP atau guru SMA juga baik. Saya sangat suka menjadi guru," ujar Sarjana Pendidikan Bahasa Inggris yang beralamat di Jalan Laksamana Gang Bina Putra Nomor 6 Singaraja, Bali ini.

Ada satu nasihat yang paling diingat Gde Arys Bayu Rewa dalam menuntut ilmu selama ini, sekaligus sebagai pembangkit semangat untuk terus berjuang menjadi yang terdepan.

"Nasihat yang paling saya ingat adalah, jangan pernah menyerah, tetaplah berusaha. Jadikan kegagalan sebagai cambuk untuk bangkit, bukan debagai alasan untuk menyerah. Tantangan adalah jalan menuju kedewasaan dan kesuksesan. If u can survive, one day you will thank to yourself for never giving up (Jika bisa bertahan dan melewati semua tantangan, suatu hari nanti Anda akan berterima kasih pada diri sendiri karena tak pernah menyerah, red)," ujar Bayu mengakhiri wawancara.

Selamat dan semoga sukses terus ya! (Mann)