Menyaksikan ketimpangan yang masih banyak terjadi di lingkungan tempat tinggal sehari-hari mendorong banyak orang untuk masuk ke dalam sistem pemerintahan. Dengan masuk ke dalam sistem, mereka percaya akan dapat lebih cepat dan lebih mudah mengatasi berbagai permasalahan yang dihadapi masyarakat kecil.

Niat tulus itu, antara lain, datang dari seorang wanita muda berparas cantik kelahiran Kota Kupang, 26 tahun yang lalu.

Melalui pintu Perindo, Chika Sodakain, begitu sapaan akrabnya, mengincar satu kursi untuk menjadi seorang anggota legislatif Kota Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) periode 2019-2024.

Tekadnya sudah sangat bulat untuk maju dari Daerah Pemilihan Kota Kupang IV Kecamatan Maulafa yang meliputi Kelurahan Bello, Fatukoa, Kolhua, Maulafa, Naikolan, Naimata, Oeputa, Penfui dan Sikumana.

"Alasan paling mendasar saya maju di Pemilihan Legislatif (Pileg) kali ini adalah karena saya hidup (tinggal, red) di lingkungan orang-orang "kecil" yang hidupnya serba kekurangan. Mereka butuh perhatian dari pemerintah untuk keluar dari masalah yang ada. Contohnya, masalah kurang air, kurang makan, kurang lampu (penerangan,red),  dan fasilitas-fasilitas lain yang serba terbatas," ujar politisi cantik ini mengawali wawancara dengan media ini di Kupang tadi malam, Rabu (18/7/2018).

Perempuan cantik dan enerjik ini sangat aktif dalam dua perhelatan politik terakhir yakni Pemilihan Walikota dan Wakil Wali Kota Kupang tahun 2017 lalu serta Pemilihan Gubernur NTT tahun 2018 baru-baru ini.


Perempuan ramah bernama lengkap Jesica Sonabella Sodakain, SH ini melanjutkan, "saya merasakan langsung setiap hari permasalahan yang dihadapi masyarakat kota Kupang seperti yang saya sebutkan tadi. Banyak pengeluhan masyarakat kota yang belum direspon sacara cepat oleh pemerintah."

Oleh karena itu, Chika ingin masuk ke dalam sistem (pemerintahan,red) sehingga apa yang dirasakan masyarakat saat ini dapat lebih cepat terselesaikan. Dengan berada dalam sistem, ia yakin dapat terlibat aktif dalam pengambilan keputusan dalam hal kebijakan anggaran untuk pembangunan ekonomi masyarakat.

Hal yang tidak kalah pentingnya, aktivis murah senyum bergelar SH (Sarjana Hukum) ini ingin memanfaatkan peluang keterwakikan perempuan di lembaga legislatif yang masih sangat kurang terisi.

"Saat ini, aturan sangat mendukung keterwakilan perempuan dalam kepemimpinan daerah dan legislatif. Sayangnya, masih sangat sedikit perempuan Kota Kupang yang berani tampil. Karena itu, saya ingin tunjukkan bahwa perempuan bisa, perempuan mampu dan perempuan layak (menjadi anggota legisllatif, red)," ujar alumni SMA Kristen Mercusuar Kupang 6 tahun lalu ini penuh semangat. (Mann)