Untuk memperlancar pengerjaan penataan kembali taman kota di area Patung Tirosa Bundaran PU Kota Kupang, pohon cemara dan flamboyan yang selama ini ditanam di area itu dicabut dan dipindahkan sementara di tempat rindang oleh Dinas Kebersihan dan Lingkungan Hidup (KLH) Kota Kupang.

Saat ini, pohon-pohon itu sedang dirawat agar tetap hidup dan segar. Setelah tamannya selesai dikerjakan nanti, pohon-pohon itu akan ditanam kembali di area yang sama dan sekitarnya. Hal itu ditegaskan Walikota Kupang, Dr. Jefri Riwu Kore, MM, saat dihubungi media ini Rabu (5/9/2018).

Penegasan sang Walikota sekaligus untuk menepis tudingan beberapa warga kota yang menyampaikan kritik terkait digusurnya pohon-pohon tersebut oleh kontraktor pelaksana.

Sebelumnya, seiring bergulirnya pekerjaan taman oleh kontraktor yang mencabut pohon-pohon cemara (pinus) dan flamboyan (sepe) di area taman Bundaran PU, ramai diperbincangkan warga melalui berbagai media sosial seperti facebook (fb), dan WhatsApp (WA). 

Paul Bolla, seorang warga Kota Kupang yang dihubungi indoSuar.com mengungkapkan keprihatinannya bila pohon-pohon pinus dan sepe itu sudah ditebang dan dimusnahkan.

“Sebagai warga kota, kami prihatin kalau pohon-pohon itu ditebang dan dimusnahkan sia-sia. Padahal, di kota ini kita butuh pohon. Karena, pohon itu manfaatnya memberi kesejukan. Kalau kotanya panas, bisa menyumbang banyak kasus kecelakaan. Karena pengendara akan cenderung ngebut saat udaranya panas. Sebaliknya, pengendara cenderung memperlambat kendaraan kalau udaranya sejuk. Selain itu, pohon juga membantu persediaan oksigen (O2) yang bermanfaat bagi kehidupan warga kota,” tandas Paul Bolla prihatin.

Ungkapan bernada kesal datang pula dari akademisi Universitas Kristen Setia Wacana (UKSW) Salatiga, Doktor Wilson Therik. Melalui akun facebooknya, Wilson Therik mengungkapkan kekesalannya. “Sepe yang dulu kini tinggal kenangan…sonde ada sepe lai yang babunga di situ padahal Desember su mau deka…,” tulis Wilson Therik yang tidak keberatan postingannya dikutip media ini.

Saat dikonfirmasi, Wali Kota Kupang, Jefri Riwu Kore menyampaikan terima kasih atas masukan dan kritikan warga. Namun pihaknya membantah bila dikatakan membasmi pohon-pohon itu.

“Kita sama sekali tidak potong dan buang. (Pohon-pohon itu) sedang diurus supaya tetap hidup dan segar. Malah, kita ada anggaran untuk beli 10.000 pohon lagi,” tandas Wali Kota yang akrab disapa Jeriko ini penuh antusias mengawali wawancara dengan indoSuar.com.

Pada kesempatan itu, Jeriko memaparkan berbagai program yang akan segera direalisasikan menjelang akhir tahun ini. Dijelaskan, selain penataan taman, tahun ini akan dilakukan pemasangan 500 buah lampu hias di berbagai titik dalam wilayah Kota Kupang.

“Kami (akan) pasang sekitar 500 lampu hias di Kota. Nanti, sekitar Desember (2018) mulai (dikerjakan),” ujarnya.

Selain itu, akan ditambahkan lagi sebanyak 500 lampu jalan di 21 titik di dalam kota. Untuk menyulap wajah Kota Kupang menjadi indah di malam hari, Jefri Riwu Kore juga menambahkan, saat ini pihaknya sedang mempersiapkan pemasangan 100 lampu taman berbentuk pohon lontar dan jenis pohon lainnya.

Khusus untuk menangani lampu dan taman, Jefri mengatakan, akan dibentuk UPTD tersendiri. Sehingga tugasnya tidak lagi dirangkap oleh Biro Umum atau Dinas KLH Kota Kupang.

Salah satu titik pemasangan lampu jalan, sesuai rencana, adalah di Jembatan Liliba (arah timur bundaran PU menuju Bandara Eltari Kupang, red). “Bulan ini ada pemasangan lampu di jembatan Liliba juga. Thanks (terima kasih). Doakan semua (rencana) berjalan mulus,” pinta Jefri.

Mengenai anggaran penataan taman di area Patung Tirosa Bundaran PU itu, Jefri mengakui, dianggarkan di APBD Kota Kupang. “Ya, anggarannya dari APBD. Dan sudah disetujui DPRD Kota Kupang. Pada waktu sosialisasi (tentang penataan taman Patung Tirosa), kami undang juga masyarakat sekitar dan tokoh masyarakat. Pohon-pohon yang dicabut itu nanti akan di taruh kembali di sekitar lokasi dan beberapa taman lain,” ungkap Wali Kota bergelar Doktor ini.

Ditambahkan Jefri, pihaknya juga sudah memesan khusus pohon trambesi sebanyak 5.000 pohon serta pohon ketapang dan kenaga sebanyak 3.000 pohon.

Dr. Jefri Riwu Kore menegaskan niatnya sangat besar untuk membuat Kota Kupang menjadi kota yang sejuk dan hijau. Karena itu, pihaknya meyakinkan, tidak akan menebang pohon asal-asalan.

Tidak hanya itu, Jefri bahkan mengungkapkan, pihaknya telah memesan anakan pohon sepe atau flamboyan sebanyak 2.000 pohon. “Kenapa kita baru order sekarang, karena baru sekarang kita atur anggarannya. Sedangkan anggaran tahun lalu (2017), masih di buat oleh pejabat yang lama (Jonas Salean, red),” ungkap Jefri.

Dikatakan, anggaran yang ada sementara sejumlah 7,9 milyar. “Itu untuk penataan patung Tirosa dan taman panjang koridor 5 sampai depan SMP Negeri 5 Kupang. Nanti kita tambah lagi biaya lanjutan untuk air mancur sekitar 6 atau 7 milyar lagi,” ujarnya.

Tentang air mancur di sekeliling Patung Tirosa nantinya, dijelaskan Jefri, akan seperti air mancur di Kota Purwakarta. Hanya saja, ukurannya agak sedikit kecil. “Beta (saya, red) pakai biaya pribadi untuk mendatangkan disainer dari Purwakarta. Namanya Pak Heri. Itu orang yang sama yang buat air mancur kota Purwakarta,” ujar Jefri.

Untuk menghemat anggaran operasional di air mancur nanti, Jefri sudah meminta disainernya untuk membuat rancangan tanpa suara musik. 

“Karena kalau pakai musik, bisa bikin macet lalu lintas di area itu. Selain itu, anggarannya butuh tambahan 2 milyar lagi. Kita kerja yang benar saja Pak. Yang penting kita jujur jangan main mark up (anggaran) dan lain-lain. Karena, tujuan kita, bikin kota jadi bagus,”ungkap Jefri.

Ir.Herold Devy E. Loak, Sekretaris Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), selaku pemilik pekerjaan mewakili pemerintah Kota Kupang yang dihubungi terpisah membantah pihaknya membasmi pohon-pohon cemara yang sebelumnya ditanam dan tumbuh di taman Bundaran PU.

“Kaka tolong sampaikan ke masyarakat bahwa pohon-pohon itu sedang dirawat kembali oleh dinas kebersihan dan lingkungan hidup. Itu adalah tugas mereka,” ujarnya.

Saat ditanya tentang kontraktor yang mengerjakan proyek taman dimaksud, Devi Loak, sapaan akrab insiyur murah senyum ini menjelaskan, proyek taman itu dikerjakan kontraktor dari hasil 3 kali tender, dimana pemenangnya adalah kontraktor dari Provinci Aceh dan Kuasa Direktur yang berdomisili di Kota Kupang.

Khusus untuk disain taman, dijelaskan Devi, dikerjakan oleh Konsultan perencana , orang asli Kota Kupang.

“Penjelasan tentang rencana pengerjaan taman ini, sudah sekian kali dimuat Koran Timex, kaka. Jadi bukan tiba-tiba dibangun kaka. Presentasi dilakukan di depan masyarakat dan pihak kampus (Perguruan Tinggi). (Sosialisasi) sudah dilakukan sejak bulan Juni (2018) di kantor PUPR Kota Kupang. Sudah dibicarakan dengan unsur terkait di sekitar lokasi dan Pemerintah Provinsi juga. Mohon dukungan seluruh masyarakat Kota Kupang agar pengerjaan taman dan air mancur ini lancar dan hasilnya baik untuk menjadi kebanggaan Kota Kupang,” ujar Devi Loak mengakhiri wawancara. (Mann)