Kota Kupang, indoSuar.com - Setelah melalui beberapa tahapan seleksi Calon Kepala Sekolah tingkat SMA/SMK/SMALB, teka-teki tentang siapa yang akan dilantik menduduki posisi Kepala Sekolah yang lowong cukup lama, akhirnya terjawab. Menjelang ujian akhir semester genap tahun pelajaran 2018/2019, sejumlah 89 orang guru senior yang dinyatakan memenuhi syarat dan lulus, akhirnya dilantik oleh Wakil Gubernur NTT di Aula Fernandez Kantor Gubernur, Jalan El Tari Kupang, Selasa (7/5/2019).

Salah satu Kepala Sekolah yang dilantik Selasa kemarin adalah Dra. Marselina Tua, M.Si sebagai Kepala SMA Negeri 1 Kupang, NTT. Ia menggantikan Drs. Rato Marianus yang menjabat sebagai Pelaksana Tugas (Plt.).

Saat diwawancarai awak media usai pelantikan, Marselina Tua menyatakan tekad untuk membenahi SMA Negeri 1 Kupang menjadi lebih baik dari sebelumnya. Salah satu yang akan dibenahi adalah hubungan antar-warga dan suasana kerja di salah satu sekolah Favorit Kota Kupang ini.

“Saya akan hilangkan sekat yang ada. Saya ingin ada kesatuan di sekolah dan tidak ada lagi tembok pemisah. Namanya label SMAN 1 tapi ada ruang terpisah. Itu (sekat pemisah, Red) Saya akan hilangkan semua”, Pungkas guru senior dari SMAN 2 Kupang ini.

Lebih lanjut, guru Biologi ini menyatakan komitmennya untuk membangun SMA Negeri 1 Kupang dengan pola manajemen terbuka.

Marselina menuturkan bahwa dirinya saat ini guru aktif di SMAN 2 Kupang dan merupakan alumni SMA Negeri 1 Kupang yang lulus tahun 1986. Sebagai alumni sekolah ini, dirinya berkomitmen untuk membangun SMAN 1 Kupang menjadi lebih baik ke depan dengan pola manajemen terbuka.

“Saya akan bangun pola manajemen terbuka, transparan, terutama terkait keuangan”, Kata Marselina.

Menurutnya, terkait dengan keuangan dirinya akan adakan rapat dan putuskan bersama-sama apa yang harus dibuat sehingga sama-sama tahu. "Pola keterbukaan itu yang utama”, Ucapnya.

Dikatakan, untuk Evaluasi Diri Sekolah (EDS), maka, ia akan mengajak semua unsur sekolah baik dari alumni, masyarakat, tokoh pendidikan, komite sekolah, guru hingga siswa dan perwakilan Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS).

Para peserta akan terbagi dalam delapan kelompok sesuai dengan jumlah Standar Nasional Pendidikan (SNP). Masing-masing kelompok mempunyai ketua, yang selanjutnya, bersama para anggota, akan membahas kondisi riil sekolah menggunakan instrumen EDS yang ada.

Dari kegiatan EDS ini, menurut Marselina, akan diketahui hal-hal apa saja yang masih kurang dan perlu dibenahi.

"Lebih lanjut, kita akan benahi masalah yang paling urgent dan akan dituangkan menjadi program kerja tahunan. Kita akan bekerja bersama, dan Saya akan tanamkan rasa memiliki yang tinggi kepada semua warga sekolah," ujarnya.


Penulis: Oscar MPP
Editor: Mann DT