Kota Kupang, indoSuar.com –Prestasi membanggakan kembali diukir SMA Kristen Mercusuar Kupang. Sanggar Tari Mata Leso yang bernaung di bawah sekolah ini sukses membawa pulang piala juara pertama dan runner up pada Lomba Dance Tradisional di Politeknik Negeri Kupang yang mengangkat tema “Back to 90’s”. Kegiatan lomba dimaksud diselenggarakan di Lapangan Olahraga Kampus Politeknik, Selasa (21/06/2023).

Sanggar Mata Leso sendiri mengikutsertakan dua tim di lomba ini. Tim yang pertama beranggotakan 10 orang, membawakan tarian Jai dari daerah Ngada dan tim kedua yang beranggotakan 8 orang menampilkan tarian Teo Renda dari Pulau Rote.

Romualdus Ligoresi, S.Pd, pelatih Sanggar Tari Mata Leso yang juga Guru Fisika SMA Mercusuar menjelaskan, waktu persiapan untuk mengikuti lomba ini terbilang singkat.

“Kami mengetahui lomba ini dari salah satu guru (SMA, red) Mercusuar yang membagikan flyer mengenai lomba tari di Poltek, sehingga kami mencari informasi tambahan dan akhirnya memutuskan untuk berpartisipasi. Untuk persiapan dari kedua tim kita mulai latihan dari tanggal 10 Juni (2023, red) ketika anak-anak (siswa-siswi, red) selesai ujian kenaikan kelas. Jadi kurang dari 10 hari latihan”, jelas Rhomy – sapaan akrab guru yang bermulti-talenta ini.

Ketika ditanyai awak media IndoSuar mengenai apa saja ide dan inspirasi sehingga tim Sanggar Mata Leso dapat menampilkan tarian se-spekakuler itu, Rhomy mengakui semua itu adalah permintaan anak-anak untuk menampilkan sesuatu yang berbeda dari biasanya.

“Sebenarnya ini permintaan anak-anak yang meminta agar mereka dapat menari selayaknya di televisi seperti pada acara Indonesia’s Got Talent. Saya sebagai pelatih menjawab bahwa tantangan itu tidak mudah. Kalau kalian mau pasti bisa, asalkan kita latihan dengan level yang susah dan agak tinggi. Akhirnya mereka menyanggupinya dan terciptalah ragam gerakan akrobatik. Jadi semua itu karena tekad dan niat anak-anak yang mau terus belajar untuk melatih skill tari mereka,” ungkapnya.

Ia juga menerangkan, NTT sendiri punya banyak tradisi dengan cerita yang berbeda-beda di mana biasanya dalam upacara adat atau pesta besar lainnya, orang-orang NTT akan berkumpul bersama, menyanyi bersama dengan riang gembira dan bersemangat tanpa memandang siapa dengan latar belakang yang seperti apa. Inilah yang menjadi latar belakang mereka mengangkat tarian dari Ngada dan Rote.

Di lain tempat, anggota sanggar tari Mata Leso yang juga adalah siswa SMA Kristen Mercusuar turut merasakan dampak positif yang besar terhadap pribadi mereka, di mana mereka menjadi lebih percaya diri untuk tampil di depan umum dan memperoleh tambahan wawasan tentang budaya NTT.

Pantauan Media, terdapat delapan peserta lomba tarian dance tradisional di ajang ini, yakni:

1. Amanatun Berkarya (Tari Ma'ekat)

2. SMA Kristen Mercusuar Kupang (Ina Touk Lote)

3. Sanggar Mata Leso (Jai Laba Go)

4. Sanggar Tari jkg (Tarian Tenun kain)

5. TLM Poltekes Kupang (Tarian Suanggi)

6. Serendipity (Tarian Kreasi Maumere)

7. 2 Hotel A (Tarian Toto Molas)

8. 4 Hotel B (Tarian Flobamora)

Mengenai hadiah, diperoleh informasi dari sumber yang dapat dipercaya, bahwa pemenang juara 1 mendapat piala dan uang tunai Rp. 100.000,- (seratus ribu rupiah), sedangkan juara kedua hanya mendapat hadiah uang Rp. 75. 000,- (tujuh puluh lima ribu rupiah) selain piala.

Penulis: ira luik

Editor: mdt